Senin, 13 April 2015

MPMBS ( Created by Lily Hayati )





A.    Latar Belakang Masalah yang muncul di Sekolah
            Bullying adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, dengan maksud untuk membahayakan fisik, mental atau emosional melalui pelecehan dan penyerangan. Orang tua sering tidak menyadari, anaknya menjadi korban bullying di sekolah.

               Bentuk yang paling umum dari bentuk penindasan/ bullying di sekolah adalah pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama. Jika tidak diperhatikan, bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi teror fisik seperti menendang, meronta-ronta dan bahkan pemerkosaan.

               Biasanya pelaku memulai bullying di sekolah pada usia muda, dengan melakukan teror pada anak laki-laki dan perempuan secara emosional atau intimidasi psikologis. Anak mengganggu karena berbagai alasan. Biasanya karena mencari perhatian dari teman sebaya dan orang tua mereka, atau juga karena merasa penting dan merasa memegang kendali. Banyak juga bullying di sekolah dipacu karena meniru tindakan orang dewasa atau program televisi.

                 Bullying merupakan perilaku yang tidak normal, tidak sehat, dan secara sosial tidak dapat diterima. Namun dalam kehidupan sehari-hari dan di era saat ini peningkatan kasus bullying banyak terjadi terutama disekolah-sekolah. Banyakny kasus bullying yang terjadi belakangan ini dipicu oleh berbagai macam hal seperti kurangya pengetahuan tentang bullying atau sistem aturan sekolah yang kurang ketat dan anggapan sepele tentang perlakuan bullying. Padahal anggapan sepelepun akan berdampak sangat fatal jika dilakukan berulang-ulang atau dibiarkan. 

                 Oleh karena itu, perilaku seperti ini tidak dapat dibiarkan karena apabila perilaku seperti ini dibiarkan maka secara tidak disadari akan dapat memberikan bullies power kepada pelaku bullying, menciptakan interaksi sosial tidak sehat, serta meningkatkan budaya kekerasan.






B.     Penjelasan dan Pemahaman kasus
                      Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang. Pelaku bullying yang biasa disebut bully bisa seseorang atau bisa juga sekelompok orang. Pelaku bullying umumnya mempersepsikan dirinya memiliki power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya.

                 Korban juga mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang lemah, tidak berdaya dan selalu merasa terancam oleh bully.
Menurut Riauskina, Djuwita, dan Soesetiono (jurnal psikologi Sosial 12 (01), 2005 : 1-13 ) mendefinisikan bahwa School bullying atau yang merupakan bullying yang terjadi disekolah merupakan perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang/kelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadp siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

                 Bentuk yang paling umum dari bentuk penindasan/ bullying di sekolah adalah pelecehan verbal, yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama. Jika tidak diperhatikan, bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi teror fisik seperti menendang, meronta-ronta dan bahkan pemerkosaan.


C.    Deskripsi Permasalahn
                  Kasus ini menimpa salah seorang siswi yang bernama EMBUN (nama samaran). EMBUN merupakan anak dari salah seorang guru disekolah. Umumnya disekolah manapun anak guru selalu disegani, akan tetapi tidak dengan EMBUN. EMBUN memperoleh perlakuan bullying setiap hari dari teman-teman dikelasnya yaitu oleh sekelompok orang. Bentuk perlakuan bullying yang diterimanya adalah berupa ejekan, hinaan, atau dengan panggilan-panggilan yang tujuannya menghina.

                      Hal ini dikarenakan lantaran teman-teman dikelasnya malu berteman dengannya dan tak mau menjadi objek bullyan seperti EMBUN. Padahal hal semacam itu dapat berdampak besar bagi perkembangan psikologis dari korban. Namun kasus ini tidak pernah mendapat penanganan dari pihak sekolah melalui guru BK ataupun orang tua. Hal ini disebabkan oleh karena tidak ada yang melapor tentang kasus tersebut termasuk korban itu sendiri.

                  Akibat dari perlakuan bullying yang diterimanya, korban mengalami tekanan terhadap psikologisnya. Hal ini terlihat dari menurunnya kepercayaan diri (self-esteem), malu, merasa sendiri, dan cenderung merasa rendah diri.
D.    Penanganan Kasus tersebut :
a. Pendekatan penghapusan (obilition)
                  Merupakan pendekatan yang dilakukan dengan cara menghapus kasus bullying yang terdapat disekolahan. Dengan melakukan upaya-upaya prefentif dan interventif dengan menindak tegas pelaku bullying yaitu dengan mengatasi masalah yang menjadi akar dari fenomena tersebut.

b. Pendekatan perlindungan
                Ialah suatu pendekatan yang menitik beratkan pada perlindungan dan pemberian hak-hak kepada setiap siswa. Karena setiap orang memiliki hak masing-masing yang tertuang kedalam Hak Asasi Manusia seperti hak kebebasan, termasuk memperoleh perlindungan. Perlindungan tersebut dapat melalui perumusan hukum-hukum dan aturan sekolah. selain itu juga melalui peningkatan peran lembaga sekolah, dan keluarga

c. Program Intervensi contohnya sbb :
a. Membuat kebijakan
b. Pemberian motivasi terhadap guru
c. Menciptakan atmosfer kelas yang baik
d. Melakukan sosialisasi terkait dengan apa itu bullying, dampak yang diakibatkan kepada siswa, dan pertolongan yang didapatkan siswa.
e. Melakukan pengawasan dan monitoring perilaku siswa diluar kelas.
f. Melibatkan orang tua korban bullying dan mengundang mereka untuk datang ke sekolah guna  mendiskusikan bagaimana perilaku bullying dapat dirubah.
g. Menyelenggarakan case coference. Korban didorong untuk menyatakan kesedihan dihadapan orang yang telah melakukan bully.


E.     Kesimpulan dari Penulis
                        Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara psikologis ataupun fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih “lemah” oleh seseorang atau sekelompok orang. Sementara itu, School bullying adalah perlakuan tidak menyenangkan yang dialami oleh siswa disekolah. Pelaku school bullying pada umumnya adalah teman sebaya, siswa yang lebih senior, atau bahkan guru. School bullying memberi banyak sekali dampak buruk kepada siswa yang menjadi korban diantaranya yaitu menurunnya rasa kepercayaan diri, tekanan psikologis, dan sebagainya.

                Oleh karena itu school bullying menjadi masalah fundamental untuk segera diatasi.
Terkait dengan kasus yang terjadi pada klien EMBUN yang mengalami dampak cukup serius yaitu berupa penurunan rasa kepercayaan diri, maka diperlukan langkah-langkah penangan seperti Membuat kebijakan, Pemberian motivasi terhadap guru, Menciptakan atmosfer kelas yang baik, Melakukan sosialisasi terkait dengan apa itu bullying, dampak yang diakibatkan kepada siswa, dan pertolongan yang didapatkan siswa, Melakukan pengawasan dan monitoring perilaku siswa diluar kelas, Melibatkan orang tua korban bullying dan mengundang mereka untuk datang ke sekolah guna mendiskusikan bagaimana perilaku bullying dapat dirubah., Menyelenggarakan case coference. Korban didorong untuk menyatakan kesedihan dihadapan orang yang telah melakukan bully. Hal ini perlu dilakukan guna mewujudkan upaya perlindungan bagi korban dan upaya penghapusan masalah bullying dari sekolah.Sesungguhnya, di banyak kasus lain korban school bullying tidak hanya menderita ketakutan disekolah saja, melainkan juga dapat menyebabkan meninggalnya korban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar