Jumat, 27 Februari 2015

Belajar dan pembelajaran ( created by : Lily Hayati )




BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DI
S
U
S
U
N
Oleh :
                    Lily Hayati
 
KONSTRUKTIVISME
Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat pengetahuan (epistemologi) yang mempertanyakan: 
  1. Apa itu pengetahuan
  1. Bagaimana orang membangun pengetahuan.
Pengetahuan (menurut konstruktivisme) merupakan konstruksi (bentukan) kognitif oleh seseorang terhadap obyek, pengalaman dan lingkungannya.
Pengetahuan bukan sekedar kumpulan fakta, atau “barang jadi” yang tinggal diambil, atau  ditransfer dari seorang kepada orang lain.
Bagaimana orang membangun pengetahuan ?
Akan dibahas 2 macam konstruktivisme psikologis yaitu :
1)      Konstruktivisme psikologis personal (Piaget)
2)      Konstruktivisme psikologis sosiokultural (Vygotsky)
Kontruktivisme Psikologis Personal
Dikemukakan oleh Piaget, dalam Teori Adaptasi Intelektual. Dalam teori itu dikemukan beberapa konsep sbb.
  1. Skema.
Setiap orang memiliki struktur kognitif yang disebut skema. Dengan skema orang beradaptasi dan mengkoordinasi obyek, pengalaman dan lingkungannya.


  1. Asimilasi.
Ketika orang berinteraksi dengan obyek, pengalaman dan lingkungan yang baru, secara   kognitif orang dapat mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam skema yang sudah dimiliki. Proses kognitif ini disebut asimilasi. Dengan asimilasi skema seseorang dapat terus berkembang.
  1. Akomodasi.
Dapat terjadi pengalaman baru tidak dapat diintegrasikan ke dalam skema dengan proses asimilasi, karena tidak cocok dengan skema yang ada.
Orang lalu secara kognitif membentuk skema baru, atau memodifikasi skema yang sudah ada, agar cocok dengan pengalaman baru itu. Proses kognitif itu disebut akomodasi. 
  1. Ekuilibrasi.
Proses asimilasi dan akomodasi berlangsung terus menerus. Proses pengaturan diri secara mekanis agar terjadi keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi, disebut ekuilibrasi.

Konstruktivisme Psikologis Sosiokultural
   Dikemukakan oleh Vygotsky. 
   Vygotsky mengemukakan hukum dan beberapa konsep sbb.
1.      Konsep Spontan
Konsep spontan adalah hasil generalisasi dan internalisasi pengalaman pribadi sehari-hari. Konsep spontan tidak diperoleh melalui pembelajaran secara sistematis, sehingga bisa keliru
2.      Konsep Ilmiah.
Konsep ilmiah adalah generalisasi atas pengalaman manusia yang dibakukan dalam ilmu pengetahuan dan diajarkan melalui pembelajaran yang sistematis, sehingga lebih terjamin kebenarannya
3.      Hukum Genetik dari Perkembangan (Genetic Law of Development)
Menurut Vygotsky setiap kemampuan pembelajar tumbuh dan berkembang  melewati dua tataran.
  Pertama tataran sosial.
Pada tataran ini pengetahuan dibangun melalui  interaksi sosial di antara orang-orang yang membentuk lingkungan sosial pembelajar. Tumbuh kembangnya kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori interpsikologis atau intermental.

  Kedua tataran  psikologis di dalam diri pembelajar.
Pada tataran ini terjadi proses internalisasi, sehingga terbangun konsep baru. Tumbuh kembangnya kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut sebagai kategori intrapsikologis atau intramental.
4.      Zone of Proximal Development (ZPD).
ZPD dapat dipandang sebagai sejenis wilayah penyangga di mana dalam wilayah ini pembelajar dapat mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Dalam wilayah ini, fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan yang belum matang namun sedang dalam proses menjadi matang, akan menjadi matang lewat interaksi dan bimbingan orang dewasa atau berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten.
5.      Scaffolding.
Pada ZPD seorang pembelajar membutuhkan bimbingan, bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten agar dapat mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Proses membimbing dan membantu ini disebut scaffolding atau topangan.
6.      Mediasi
Interaksi sosial dapat berlangsung jika dimediasikan dengan alat-alat psikologis (psychological tools) berupa bahasa, tanda dan lambang atau semiotika. Vygotsky sangat menekankan fungsi mediasi dari bahasa.
Piaget atau Vygotsky ?
  Cukup lama konstruktivisme personal Piaget dan konstruktivisme sosiokultural Vygotsky dipertentangkan.
  Sekarang para ahli berpendapat kedua jenis konstruktivisme itu saling melengkapi.
  Persamaan yang ada dalam kedua jenis konstruktivisme itu antara lain :
a)      Keduanya mengakui adanya pengetahuan atau konsep awal. Piaget menyebutnya skema, Vygotsky menyebutnya konsep spontan.

b)      Keduanya sepakat bahwa pengetahuan itu dibangun oleh pembelajar. Dalam proses konstruksi pengetahuan, Piaget lebih menekankan peran personal, sedang Vygotsky lebih menekankan peran sosiokultural.
Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Belajar Siswa
1.      Belajar adalah kegiatan aktif dari siswa mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, tidak sekedar mengumpulkan fakta.
2.      Siswa memasuki kelas tidak dengan kepala kosong. Siswa sudah membawa konsep awal yang bermacam-macam. Juga membawa perbedaan, bahkan kesalahan.
3.      Siswa memiliki cara sendiri (kekhasan) untuk membangun pengetahuan. Siswa perlu mengenali kekhasan dirinya dan mencoba bermacam-macam cara belajar.
4.      Pengetahuan dibangun secara individual dan sosial. Siswa perlu belajar bersama.
5.      Belajar memerlukan interaksi sosial dengan orang yang lebih tahu. Belajar juga merupakan proses dimana seseorang masuk dalam kultur orang terdidik.
Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Mengajar
  1. Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi.
Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa.
2.      Guru menjadi mediator dan fasilitator dengan fungsi :
    1. menyediakan pengalaman belajar
    2. menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang
    3. Memonitor, mengevaluasi memberi topangan selama poses siswa belajar.
    4. memberi umpan balik
3.      Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru.
    1. Hendaknya tidak melihat siswa sebagai tidak tahu apa-apa.
    2. Perlu mengerti cara berpikir siswa.
    3. Perlu mengerti sifat kesalahan siswa.
    4. Perlu membiarkan siswa menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah.
    5. Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman siswa
    6. Tidak terpaku pada satu-satunya strategi pembelajaran.
Beberapa Strategi Pembelajaran yang Konstruktivistik
Secara singkat strategi pembelajaran yang konstruktivistik adalah strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
Contoh :
  1. Strategi Pembelajaran Berbasis Inkuiri  (Inquiry Based Learning)
  1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
  2. Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching & Learning = CTL)
  3. Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar