BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN
DI
S
U
S
U
N
Oleh :
Lily Hayati
KONSTRUKTIVISME
Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat pengetahuan
(epistemologi) yang mempertanyakan:
- Apa itu pengetahuan
- Bagaimana orang membangun pengetahuan.
Pengetahuan (menurut konstruktivisme) merupakan konstruksi
(bentukan) kognitif oleh seseorang terhadap obyek, pengalaman dan
lingkungannya.
Pengetahuan bukan sekedar kumpulan fakta, atau “barang jadi” yang
tinggal diambil, atau ditransfer dari
seorang kepada orang lain.
Bagaimana orang membangun pengetahuan ?
Akan dibahas 2 macam konstruktivisme psikologis yaitu :
1)
Konstruktivisme
psikologis personal (Piaget)
2)
Konstruktivisme
psikologis sosiokultural (Vygotsky)
Kontruktivisme Psikologis Personal
Dikemukakan oleh Piaget, dalam Teori Adaptasi Intelektual. Dalam
teori itu dikemukan beberapa konsep sbb.
- Skema.
Setiap orang memiliki struktur kognitif yang disebut skema. Dengan
skema orang beradaptasi dan mengkoordinasi obyek, pengalaman dan lingkungannya.
- Asimilasi.
Ketika orang berinteraksi dengan obyek, pengalaman dan lingkungan
yang baru, secara kognitif orang dapat
mengintegrasikan persepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam skema yang
sudah dimiliki. Proses kognitif ini disebut asimilasi. Dengan asimilasi skema
seseorang dapat terus berkembang.
- Akomodasi.
Dapat terjadi pengalaman baru tidak dapat diintegrasikan ke dalam
skema dengan proses asimilasi, karena tidak cocok dengan skema yang ada.
Orang lalu secara kognitif membentuk skema baru, atau memodifikasi
skema yang sudah ada, agar cocok dengan pengalaman baru itu. Proses kognitif
itu disebut akomodasi.
- Ekuilibrasi.
Proses asimilasi dan akomodasi berlangsung terus menerus. Proses
pengaturan diri secara mekanis agar terjadi keseimbangan antara asimilasi dan
akomodasi, disebut ekuilibrasi.
Konstruktivisme Psikologis Sosiokultural
Dikemukakan oleh
Vygotsky.
Vygotsky mengemukakan
hukum dan beberapa konsep sbb.
1.
Konsep Spontan
Konsep
spontan adalah hasil generalisasi dan internalisasi pengalaman pribadi
sehari-hari. Konsep spontan tidak diperoleh melalui pembelajaran secara
sistematis, sehingga bisa keliru
2.
Konsep Ilmiah.
Konsep
ilmiah adalah generalisasi atas pengalaman manusia yang dibakukan dalam ilmu
pengetahuan dan diajarkan melalui pembelajaran yang sistematis, sehingga lebih
terjamin kebenarannya
3.
Hukum Genetik
dari Perkembangan (Genetic Law of Development)
Menurut
Vygotsky setiap kemampuan pembelajar tumbuh dan berkembang melewati dua tataran.
Pertama tataran sosial.
Pada tataran ini pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial di antara orang-orang yang
membentuk lingkungan sosial pembelajar. Tumbuh kembangnya kemampuan pembelajar
pada tataran ini disebut sebagai kategori interpsikologis atau intermental.
Kedua tataran psikologis di
dalam diri pembelajar.
Pada tataran ini terjadi proses internalisasi, sehingga terbangun
konsep baru. Tumbuh kembangnya kemampuan pembelajar pada tataran ini disebut
sebagai kategori intrapsikologis atau intramental.
4.
Zone of
Proximal Development (ZPD).
ZPD
dapat dipandang sebagai sejenis wilayah penyangga di mana dalam wilayah ini
pembelajar dapat mencapai taraf perkembangan yang lebih tinggi. Dalam wilayah
ini, fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan yang belum matang namun sedang
dalam proses menjadi matang, akan menjadi matang lewat interaksi dan bimbingan
orang dewasa atau berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten.
5.
Scaffolding.
Pada
ZPD seorang pembelajar membutuhkan bimbingan, bantuan dari orang dewasa atau
teman sebaya yang lebih kompeten agar dapat mencapai taraf perkembangan yang
lebih tinggi. Proses membimbing dan membantu ini disebut scaffolding atau
topangan.
6.
Mediasi
Interaksi
sosial dapat berlangsung jika dimediasikan dengan alat-alat psikologis (psychological
tools) berupa bahasa, tanda dan lambang atau semiotika. Vygotsky sangat
menekankan fungsi mediasi dari bahasa.
Piaget atau Vygotsky ?
Cukup lama konstruktivisme personal Piaget dan konstruktivisme
sosiokultural Vygotsky dipertentangkan.
Sekarang para ahli berpendapat kedua jenis konstruktivisme itu
saling melengkapi.
Persamaan yang ada dalam kedua jenis konstruktivisme itu antara
lain :
a)
Keduanya
mengakui adanya pengetahuan atau konsep awal. Piaget menyebutnya skema,
Vygotsky menyebutnya konsep spontan.
b)
Keduanya
sepakat bahwa pengetahuan itu dibangun oleh pembelajar. Dalam proses konstruksi
pengetahuan, Piaget lebih menekankan peran personal, sedang Vygotsky lebih
menekankan peran sosiokultural.
Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Belajar Siswa
1.
Belajar adalah
kegiatan aktif dari siswa mengkonstruksi (membangun) pengetahuan, tidak sekedar
mengumpulkan fakta.
2.
Siswa memasuki
kelas tidak dengan kepala kosong. Siswa sudah membawa konsep awal yang
bermacam-macam. Juga membawa perbedaan, bahkan kesalahan.
3.
Siswa memiliki
cara sendiri (kekhasan) untuk membangun pengetahuan. Siswa perlu mengenali
kekhasan dirinya dan mencoba bermacam-macam cara belajar.
4.
Pengetahuan
dibangun secara individual dan sosial. Siswa perlu belajar bersama.
5.
Belajar memerlukan
interaksi sosial dengan orang yang lebih tahu. Belajar juga merupakan proses
dimana seseorang masuk dalam kultur orang terdidik.
Implikasi Konstruktivisme terhadap Proses Mengajar
- Mengajar berarti memberi peluang dan fasilitas agar proses mengkonstruksi pengetahuan bisa terjadi.
Mengajar bukan proses memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa.
2.
Guru menjadi
mediator dan fasilitator dengan fungsi :
- menyediakan pengalaman belajar
- menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang
- Memonitor, mengevaluasi memberi topangan selama poses siswa belajar.
- memberi umpan balik
3.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan guru.
- Hendaknya tidak melihat siswa sebagai tidak tahu apa-apa.
- Perlu mengerti cara berpikir siswa.
- Perlu mengerti sifat kesalahan siswa.
- Perlu membiarkan siswa menemukan caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah.
- Perlu mengerti konteks materi dan konteks pengalaman siswa
- Tidak terpaku pada satu-satunya strategi pembelajaran.
Beberapa Strategi Pembelajaran yang Konstruktivistik
Secara singkat strategi pembelajaran yang konstruktivistik adalah
strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
Contoh :
- Strategi Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning)
- Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
- Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching & Learning = CTL)
- Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar