Oleh : Lily Hayati (
126311288 )
MASA ROMANTISME
PERIODE KREATIF KEDUA SASTRA INGGRIS
Paruh
pertama abad ke-19 tercatat sebagai the triumph of romanticism in literature and democracy in government. Keduanya berjalan beriringan.
Penekanan utama puisi pada awal masa ini adalah bentuk susunannya yang rumit,
tanpa menggunakan terlalu banyak perasaan. Heroic couplet banyak digunakan pada
bait-baitnya. The lyrical ballad (1798) datang membawa kejutan, sebagai
pertanda awal dari masa romantisme adalah adanya kerjasama antara William
Wordsworth dan Samuel Taylor Coleridge, sering dikenal sebagai the Lake Poets,
karena mereka berdua suka tinggal di daerah danau di barat daya Inggris dan
hidup di sana. Wordsworth adalah a pet of nature dan memiliki kemampuan khusus
to throw a charm over ordinary things. Kedua pujangga ini tidak banyak
menggunakan bahasa puisi kuno. Wordsworth dipenuhi oleh cintanya pada alam,
pada edisi selanjutnya dari Lyrical Ballad (1800-2),( dia berkata bahwa the language of poetry ought to be the same of simple
farmworker) . Imajinasinya telah membawa ia jauh
ke dalam kehidupan dan pemikiran orang-orang desa.
WORDSWORTH’S CREATOR OF NATURE
Our birth is but asleep and forgetting
The soul that raises with us, our life’s star,
Hath had elsewhere its setting,
And cometh from afar;
And not in utter nakedness
But trailing clouds of glory do we come
From god, who is our home
I heard among the solitary hills
Low breathing coming after me, and sounds
Of undistinguishable motion
Pada akhir-akhir tahunnya, mungkin karena terlalu
banyak menulis; puisi dan prosanya menjadi tumpul dan tidak imajinatif lagi.
COLERIDGE
Puisi
Coleridge, the Rime of the Ancient Mariner, muncul pada edisi pertama dari
Lyrical Ballads. Puisi berisi tentang seorang lelaki tua yang menggambarkan
beberapa kesialan aneh yang menimpa kapalnya. Kisah ini terjadi di South Pole
ketika ia menembak seekor burung besar dan setelah kejadian tersebut kutukan
menimpa kapalnya. Angin tidak bertiup, persediaan air menipis dan pelaut-pelaut
lain meninggal karena kehausan. Pelaut tua tersebut kemudian ditinggalakan
sendirian:
Alone, alone, all alone,
Alone on a wide, wide sea,
And never a saint took a pity on me
My soul in agony
The many men so beautiful
And they all dead did lie
And a thousand thaousand slimy things
Lived on, and so I did
PERCY BYSHE
SHELLY
Shelly
merupakan seorang pujangga besar, berasal dari keluarga baik-baik, sibuk dan
kaya. Dia berjuang melawan penyebab-penyebab penderitaan manusia dan menentang
nilai-nilai agamis yang diterimanya. Dia memandang kebaikan sebagai sesuatu
yang hakiki dan dia menghendaki semua manusia menjadi bebas. Karya terkenalnya
Ode to the West Wind memberikan ekspresi keliaran dan kebebasan imajinasinya
(karya-karya shelly dapat dilihat pada lampiran).
Keats
menulis puisi dengan kekayaan detilnya dan menyalahkan bahasa Shelley yang
sangat miskin. Keat juga menulis Ballad, La Belle Dame Sans Merci, yang
menceritakan seorang ksatria yang mengimpikan kekasihnya, tetapi terbangun
dalam kesendirian pada sisi jurang yang dingin, dimana tak ada burung yang
bernyanyi.
La Belle
Dame oleh beberapa orang dianggap sebagai Tuberculosis, penyakit yang akhirnya
membunuh Keats pada awal usianya yang ke-26 tahun. Sehlley juga meninggal pada
usia muda dan disemayamkan di dekat Lerici, Itali, pada usia 29 tahun. Byron
juga meninggal (karena penyakit) sebelum usia 40 tahun. Berikut adalah petikan
ballad yang diungkapkan oleh Keats.
A thing of beauty is a joy forever;
Its loveliness increases; it will never
Pass into nothingness; but still will keep
A bower quiet for us; and a sleep
Full of sweet dreams, and health, and quiet breathing
GEORGE NOEL
GORDON, LORD BYRON (1788-1824)
Byron, salah
satu figur pemberontak terkenal pada masa pemberontakan. Walapun banyak orang
mengagumi kejeniusannya, tetapi hanya sedikit orang yang dapat memahaminya.
Karena sedikit sekali pengaruh para pujangga sekolahn pada dirinya, menyebabkan
ia tumbuh lebih berdasarkan pada bakat daripada pendidikan. Orang-orang
memusuhinya; banyak peristiwa pahit meracuni hidupnya. Berikut kutipan dari
karyanya:
”I have not loved the world, nor the world me;
”This but a worthless world to win or lose;
dan beberapa tahun kemudian ia menulis:
”Though life’s dull road, so dim and dirty,
I have dragged to three and thirty.:
Setahun
sebelum meninggalkan Cambridge (1807), Byron menerbitkan volume pertama
bukunya, Hours of Idleness, yang hanya berisi satu puisi. Sisa hidupnya
dihabiskan di Eropa. Fakta-fakta periode ini tidak ada catatan yang ditemukan
kecuali karya terakhirnya. Pada tahun 1823 dia mengabdikan hidupnya untuk
perjuangan kemerdekaan Turki, menghibahkan hartanya dan aktif membantu tentara
Turki dan meninggal pada tanggal 19 April 1824 akibat serangan penyakit
menular. Pada masa akhir hidupnya Byron menulis The Prisoner of Chilon, Mazepa
dan masterpiece-nya Don Juan.
ALFRED LORD
TENNYSON
Puisi-puisi
awal Tennyson banyak mendapat kritikan, tetapi pada karya selanjutnya dia
menulis kembali beberapa karya tersebut dan menjadikan satu dengan
karya-karyanya yang lain. The Lotus Eaters, sebuah puisi yang mengisahkan
petualangan Ulyses dan anak buahnya, yang memberikan sebuah citra tinggi dan
membuktikan bahwa dia adalah seorang master.
Surely, surely slumber is more sweet than toil , the
shore than labour on the deep mid-ocean,
Win and wave and oar!
Oh rest ye, brother mariners, we will not wander more
Tennyson
menyadari betul bahwa pikiran sangat diperlukan dalam karya sastra, dan pada
tahun 1842 dia menerbitkan dua buku puisi yang penuh dengan keseriusan dan
pemikiran serta penuh dengan irama. Tennyson menjadi seorang seniman yang penuh
dengan kehati-hatian, memilih masing-masing kata dengan penempatannya yang
tepat dengan penuh perhatian. Dalam Morte D’Arthur, dia menempatkan Cerita
Malory dalam bentuk Blank Verse agar kekuatan dialognya dapat didengarkan
dengan jelas. Berikut kutipannya:
So all day long the noise of battle rolled
Among the mountains by the winter sea,
Until King Arthur’s table, man by man
Had fallen in Lyonesse about their lord
King Arthur
Tennyson juga menulis The Princess dengan lirik yang
sangat bagus, berikut cuplikannya:
Sweet and low, sweet and low,
Wind of the western sea,
Low, low breath and blow
Wind of the western sea!
Over the rolling water go,
Come from the dying moon and blow,
Blow him again to me;
While my little one, while my pretty one, sleeps.
BROWNING
Browning memiliki
cara yang rapi dalam mengunglapkan gagasan atau ide-idenya. Berikut beberapa
kutipan dari tulisannya:
That shall be tomorrow
Not tonight
I must burry sorrow
Out of sight (A woman last word)
Oh to be in England
Now that’s April there (home thought from a broad)
Who knows but the world may end tonight? (the last
ride together)
How do I love thee? Let me count the ways
I love thee to the depth and breath and height
My soul can reach
RUDYAR
KIPLING
Kipling
adalah novelis yang juga menulis puisi. Puisi-puisinya menggunakan bahasa asli
laki-laki, kuat dan bebas. Puisi-puisinya terfokus pada laki-laki yang berada
pada tempat dan kondisi yang aneh atau asing. Those who go home still have
memories of persons and places far away, Kipling megubah pikran-pikiran
tersebut menjadi kata-kata. Dalam Mandalay, dia menghadirkan pikiran-pikiran
tentara Inggris yang meninggalkan dunia Timur kembali ke London:
By the old Moulmein Pagoda, looking eastward to the
sea
There’s a Burma girl a-sitting, and I know she thinks
of me
For the winds in the palm trees, and the temple bells
They say:
”Come you back, you British soldier; come you back to
Mandalay!...........
But that’s all shove behind me – long ago and far away
And there ain’t no buses running from the Bank to
Mandalay
MAKNA
ROMANTISME
Sebagai
sebuah pemikiran dan pendekatan terhadap karya sastra, Romantisme diasosiasikan
dengan ”Vitality, powerful emotion, limitless and dreamlike ideas, and unusual
individuals. Clasikisme sebagai penyeimbangnya diasosiasikan dengan ”order,
strong common sense, controlled reason, and normal types”, sebagaimana telah
kita bahas dalam era Pope di awal abad 18.
Sebagai masa
yang bersejarah dalam kesusasteraan Inggris, masa romantisme berlangsung dari
tahun 1798, ketika Wordsworth dan Colredge menerbitkan lyrical ballad mereka,
sampai pada sekitar tahun 1830-an, ketika Ratu Victoria jatuh (1837) dan semua
pujangga-pujangga penting meninggal kecuali Wordsworth.
Selama masa
ini, gagasan-gagasan revolusioner di Amerika dan Perancis sudah secara luas
merasuki pemikran-pemikiran manusia dan para perinits sastra memandang dunia
dengan cara yang baru dan keras. Merela merevolusi cara-cara lama dalam sastra.
PUISI
Karya puisi lebih popular pada masa Inggris kuno karena bentuknya lebih
pendek dan dapat didendangkan. Disamping itu, puisi mudah disebarluaskan dari
mulut ke mulut. Salah satu karya puisi di periode inggris kuno yaitu Beowulf.
Karya ini memiliki 3000 baris dan termasuk jenis epik rakyat. Beowulf
mengalahkan makhluk Rawa bernama Grendel yang telah membuat tidak aman negeri
Raja Hrotgar.
Bertahun-tahun
kemudian, Beowulf sendiri terbunuh dalam perjuangan menyelamatkan negerinya
dari seekor ular naga bernafaskan api. Struktur puisi Inggris kuno berbeda
dengan puisi Inggris modern. Pada umumnya puisi ini mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut: unit matra terdiri dari satu baris, setiap baris dibagi menjadi dua
bagian, dua atau tiga suku kata bertekankan pada setiap baris deimulai dengan
bunyi konsonan yang sama yaitu adanya aliterasi, sajak puisi Inggris kuno
biasanya tidak mempunyai ritma. Jenis
karya sastra puisi berkembang subur pada periode ini. Nama-nama
penyair yang dapat diketengahkan adalah William Wordsworth, Samuel Taylor
Colleridge, Percey Bysshe Shelley, John Keats, dan Walter Scoot.
William Wordsworth
(1750-1850), ia hidup disebuah distrik bernama Lake District, di bagia barat
laut Inggris. Kecintaan Wordsworth pada alam sedemikian besar. Ia berpendapat
bahwa alam dalam segala bentuknya memiliki jiwa yang suci. Alam telah menjadi
agamanya dan ia mendapat julukan “Nature’s High Priest” (Iman Besar Alam).
Karyanya yang paling terkenaal adalah “The Prelude”, yang isinya menggambarkan
kehidupan masa kanak-kanaknya di bukit Cumberland.
Samuel Taylor Colleridge (1772-1834), artikel-artikelnya bersifat
kritis dan pembicaraanya yang cerdas membuat setiap orang terpana. ia adalah
penyair yang berwawasan sangat luas. Karya-karyanya adalah Ode on Destruction
of Bstille, Ode to France.
-
Ciri-ciri Sastra, Para Pengarang, dan Karya Sastra Inggris Periode
Romantik
Karya sastra priode Romantik
ditandai dengan ciri-ciri yang berangkat dari semoyan –semboyan “emotion is
more important than reason”, “nature is the the prime bringer of happiness”,
“nature is the best teacher of moral”, “a language of poetry should be language
of rural people”. Semboyan-semboyan tersebut berawal dari anggapan bahwa karya
sastra adalah ungkapan perasaan individu, jadi bersifat subjektif dan lebih
menekankan pada perasaan dibandingkan rasio.
Sekelompok penulis yang
menentang slogan periode agustus mengasingkan diri dan hidup di desa-desa.
Mereka mencintai alam sedemikian rupa sehinggan timbul anggapan dari mereka
bahwa “tuhan ada di alam” (god resides in nature). Anggapan ini lebih dikenal
dengan istilah “panteisme”.
Titik pangkal munculnya
aliran romantisme di Inggris ini sebenarnya berakaar pada timbulnya revolusi
perancis yang terkenal dengan semboyan liberty (kebebasan), egality (persamaan),
dan fraternity (persaudaraan).
PROSA
Tidak seperti karya sastra
puisi, karya sastra prosa pada periode ini berkembang sangat lamban. Yang
menarik pada periode ini adalah munculnya karya sastra non-fiksi seperti karya
sastra sejarah, biografi, kritik dan sebagainya. Beberapa tokoh yang dapat
diketengahkan adalah Charles Lamb (1775-1834), Thomas de Quincey (1785-1859),
Walter Scott (1771-1832), dan Jane Austen (1775-1817) seorang penulis novel
wanita yang produktif.
DRAMA
Tidak demikian dengan halnya karya sastra drama
yang ditulis yang muncul kepermukaan. Drama megalami masa suram. Ini disebabkan
golongan menengah yang mendominasi masyarakat Inggris pada saat itu tidak
begitu meghargai karya sastra drama sebagai karya seni. Tokoh dramawan tidak
diketahui pada periode ini.
·
William
Blake
Influences
He was born November 28, 1757 in London, England. He died August 12, 1827 in London also. Blake was recognized for his talents in "painting, printmaking and poetry". During the time period that Blake was writing in, he was unappreciated. Although in the beginning of his career, there were quotes of people claiming that Blake was mad as well as irrational for his.
He was born November 28, 1757 in London, England. He died August 12, 1827 in London also. Blake was recognized for his talents in "painting, printmaking and poetry". During the time period that Blake was writing in, he was unappreciated. Although in the beginning of his career, there were quotes of people claiming that Blake was mad as well as irrational for his.
sumber : http://freshliterature.blogspot.com
- See more
at: http://diduniasastra.blogspot.com/2013/09/inggris-periode-romantisme.html#sthash.5290SJMW.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar