PERUBAHAN KONDISI PSIKOLOGIS DI MASA REMAJA
Masa remaja adalah masa peralihan
dari masa kana-kanak ke masa dewasa. Kalimat inilah yang sering
didengung-dengungkan saat kita membahas tentang istilah remaja dalam lingkungan
social secara terbuka. Kemaslahatan definisi istilah inipun di
tengah-tengah masyarakat telah terakui, lebih lanjut penjelesan ini
selalu diikuti dengan pembahasan tantang perubahan-perubahan secara fisik
yang terjadi di masa peraliahan ini, sehingga dapat dikatakan materi-materi ini
sudah menjadi pembahasan umum dalam masyarakat, terutama remaja.
Sudah bukan merupakan hal tabu lagi
untuk mambahas bahwa ketika laki-laki sudah menyandang kata ‘remaja’ dia akan
mengalami beberapa perubahan fisik, diataranya adalah : badan lebih berotot,
penambahan berat serta tinggi badan , buah zakar akan semakin besar dsb.
Begitupun yang terjadi pada remaja putri, yaitu: tumbuh rambut di sekitar alat
kelamin dan ketiak, payudara membesar, pinggul mulai membesar dll. Info-info
seperti ini telah cukup familiar di telinga masyarakat.
Namun
, selain perubahan-perubahan fisik , ada hal yang tak kalah penting untuk
dipelajari ketika membahas tentang hiruk-pikuk keadaan yang dialami oleh
remaja. Yaitu perubahan social yang terjadi di lingkungan maupun dalam
diri remaja. Ketika menginjak remaja, anak akan mengalami beberapa
perubahan-peruabahan social ataupun perubahan-perubahan dalam pemikiran
maupun perwujudan melalui perbuatan-perbuatannya yang secara tidak langsung
dapat mempengaruhi kondisi psikologis(kejiwaan)pada diri remaja tersebut.
Antara lain perubahan sifat yang dialami remaja yaitu seperti mudah marah, rasa
ingin tahu yang berlebih, jarang memperhitungkan resiko , ingin
mengaktualisasikan diri.
Semua perubahan-perubahan tersebut
tentu bisa saja diarahkan kea rah positif maupun negatif, salah satu
faktor fundamental yang dapat menentukan arah perubahan social ini adalah
pengendalian diri remaja itu sendiri. Semisal menjaga diri dari banyak pengaruh
teman untuk merokok, menkonsumsi narkoba, miras dll. Tentu saja dalam konteks
ini pengendalian diri dari remaja akan menjadi sangat penting agar tidak
terpengaruh oleh kelompok mereka .tidak dapat dipungkiri pengaruh kelompok
sangat susah untuk dihindari maupun ditolak . bahkan terkadang anak yang telah
memiliki konsep pengendalian diri yang bagus pun dapat terpengaruh. Dalam hal
ini orang tua dapat mengambil sedikit andil dalam menentukan maupun mengarahkan
kelompok-kelompok pergaulan yang pantas untuk si anak. Orang tua memiliki
peran serta juga dalam mengarahkan peubahan-perubahan sosialnya kea rah yang
positif
Jika perubahan-perubahan social
pada remaja tersebut diarahkan , tentu saja ini akan menciptakan hal-hal yang
cenderung bernilai positif. Rasa keingin tahuan pada remaja misalnya. Lebih spesifik
lagi rasa keingin tahuan mereka mengenai reproduksi remaja . fasilitas
penyediaan informasi adalah salah satu bentuk pengarahan yang dapat
dilakukan, pembekalan-pembekalan yang ditangani secara professional tentu akan
menciptakan sesuatu yang positif karena pengarahan yang efektif . Justru
keingintahuan mereka akan terarah, dan mereka justru dapat membantu untuk
mengatasi atau terjun langsung dalam menangani masalah remaja ( teman-teman
mereka semdiri ).inilah salah satu contoh pengarahan yang dapat dilakukan untuk
menanggapi perubahan-perubahan psikologis dalam diri remaja.
pada hakikatnya remaja
sebenarnya tidak perlu mengurung dirinya dalam ketidak tahuan dari
dunia luar, tentu saja banyak hal yang harus dipahami oleh remaja sekalipun
pada awalnya hal tersebut dianggap tabu untuk dibahas, seperti halnya
materi tentang kesehatan reproduksi remaja.dalam konteks ini, materi kesehatan
reproduksi sangat penting untuk disosialisasikan , bukan bertujuan
menggembar-gemborkan hal yang tabu menjadi tidak tabu, namun tentu saja
informasi-informasi tersebut diperlukan dengan tujuan menghindarkan remaja dari
penyimpangan-penyimpangan social. Karena di zaman globalisasi seperti ini,
telah banyak media-media yang sangat mendukung terjadinya penyimpangan social
salah satu diantara sekian banyak adalah media elektronik, seperti tv, internet
dsb. . lebih baik mereka diarahkan dengan cara-cara yang
professional untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka, daripada mereka harus
dibiarkan mencari-cari sendiri tanpa adanya pengawasan.
Selain penjagaan diri remaja ,
pendidikan moral pun dibutuhkan , namun pendidikan moral ini harus dilakukan
justru tidak pada saat mereka menginjak masa remaja, namun pendidikan ini harus
dilakukan semenjak dini. Jadi pada saat remaja , bila pendididikan moral telah
ditanamkan, maka pengendalian diri pada remaja(self guarding) itupun dapat
terbentuk secara tidak langsung. Sehingga tidak perlu adanya
pengekangan-pengekangan yang berlebihan dari orang tua terutama pada saat anak
memasuki dunia remaja. Pengekangan seperti itu justru akan dapat
menimbulkan dampak-dampak negatif, salah satunya yaitu trauma. Karena perasaan
tersebut remaja akan semakin gugup bila dia telah beranjak dewasa, bukan remaja
lagi . gugp dalam menghadapi dunia luar yang semakin kasar dan menakutkan ,
daia akan merasa tabu dengan kebebasan-kebebasan yang dia dapat saat menginjak
dewasa.pengendalian dirinya akan semakin menipis, karena semenjak remaja ia
biasa untuk dikendalikan, bukan mengendalikan diri.mereka juga akan serba
ragu-ragu mengambil keputusan , karena trauma yang muncul akibat pengekangan
tersebut.
Dampak negatif lain yang dapat
terjadi adalah hubungan orang tua-anak akan menjadi cenderung tidak harmonis.
Anak seperti ini akan menjadi terkungkung dalam ketidakterbukaan. Terkejut
dengan ketidakbiasaan yang dirasakan , kebebasan-kebebasan yang semakin terbuka
namun diri mereka sendiri rapuh atas pengendalian diri.itulah hal-hal yang
tidak diinginkan saat telah terjadi pengekangan-pengekangan oleh orang tua. Dampaknya
kan berjalan dalam jangka panjang.
Maka dari itu, kesimpulannya remaja
adalah masa peralihan yang sangat menentukan pada masa berikutnya yaitu masa
dewasa. Perubahan-perubahan social pada remaja dapat menimbulkan hal positif
maupun negatif , tergantung pengarahan yang dilakukan .jika perubahan-perubahan
tersebut dapat diarahkan secara maksimal, justru remaja akan dapat dengan mudah
mengaktualisasikan dirinya tanpa melakukan penyimpangan-penyimpangan.hal
penting lainnya adalah pendidikan moral sejak dini, sehingga saat anak
menginjak usia remaja sudah tidak diperlukan pengekangan-pengekangan terhadap
remaja . mereka dengan sendirinya akan melindungi diri jika nilai-nilai yang
telah didapatnya saat orang tua telah menerapkan pendidikan moral sejak dini.pendidikan
moral akan bnerperan penting dalam menciptak selfguarding di
diri remaja . inilah modal utama untuk emaja dalam menciptakan kehidupan masa
peralihan yang sehat dan bermanfaat untuk masa depan mereka.
Perubahan Psikologis Remaja
>PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA Masa
remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa
dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun
psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh
berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula
orang dewasa. Pada periode ini pula remaja berubah secara kognitif dan mulai
mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai
melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran
sosialnya yang baru sebagai orang dewasa (Clarke-Sweart & Friedman, 1987;
Ingersoll, 1989) Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula
perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain,
guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap
pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang
dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Adanya perubahan baik
di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat
terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan remaja semakin meningkat terutama
kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
memperluas lingkungan sosial diluar lingkungan keluarga, seperti lingkungan
teman sebaya dan lingkungan masyarakat lainnya. Secara umum masa remaja dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:(Konopka, 1973 dalam Pikunas, 1976;
Ingersoll 1989): Masa remaja awal (12-15 tahun) Pada masa ini individu memulai
meninggalkan peran sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang
tua. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun) Masa ini ditandai dengan
berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa.
Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam renteang kehidupan manusia
yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari
kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa. Kita semua mengetahui bahwa antara anak-anak dan orang dewasa ada
beberapa perbedaan yang selain bersifat bilogis atau fisiologis juga bersifat
psikologis. Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua
aspek tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada
masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam
interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada prilaku
remaja. Secara ringkas, proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa
aspek yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan sebagai berikut. (Lerner
& Hultsch, 1983; 318-320). perubaha fisik rangkaian perubahan yang paling
jelas yang nampak dialami oleh remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis
yang berlangsung pada masa pubertas atau pada awal masa remaja, yaitu sekitar
umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada pria (hurlock, 1973: 20-21).
perubahan emosionalitas akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal
adalah perubahan dalam aspek emosionalitas pada remaja sebagai akibat dari
perubahan fisik dan hormonal tadi dan juga pengaruh lingkungan yang terkait
dengan perubahan badaniah tersebt. Perubahan kognitif Semua perubahan fisik
yang membawa implikasi perubahan emosional tersebut makin dirumitkan oleh fakta
bahwa individu juga sedang mengalami perubahan kognitif. Perubahan dalam
kemampuan berfikir ini diungkapkan oleh Piaget (1972) sebagai tahap terakhir
yang disebut sebagai tahap formal operation dalam perkembangan kognitifnya.
Implikasi Psikososial Semua perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat itu
membawa akibat bahwa fokus utama dari perhatian remaja adalah dirinya sendiri.
Secara psikologis proses-proses dalam diri remaja semuanya telah mengalami
perubahan, dan komponen-komponen fisik, fisiologis, emosional, dan kognitif
sedang mengalami perubahan besar. Menurut John Hill (1983), terdapat tiga
komponen dasar dalam membahas periode remaja yaitu: perubahan pundamental
remaja meliputi perubahan biologis kognitif dan sosial. Ketiga perubahan ini
bersifat unipersal. Perubahan biologis menyangkut tampilan fisik (ciri-ciri
secara primer dan sekunder) Transisi Kognitif Perubahan dalam kemampuan
berfikir, remaja telah memiliki kemampuan yang lebih baik dari anak dalam
berfikir mengenai situasi secara hipotesis, memikirkan sesuatu yang belum
terjadi tetapi akan terjadi. Transisi Sosial Perubahan dalam status sosial
membuat remaja mendapatkan peran-peran baru dan terikat pada kegiatan-kegiatan
baru. Konteks dari remaja Perubahan yang fundamental remaja bersifat universal,
namun akibatnya pada individu sangat bervariasi (Bronfenbrenner, 1979). Hal ini
terjadi karena dampak psikologis dari perubahan yang terjadi pada diri remaja
dibentuk dari lingkungan. Perkembangan Psikososial Terdapat 5 kasus dari
psikososial yaitu: Identity yaitu mengemukakan dan mengerti dari sebagai
individu. Pada masa remaja terjadi perubahan yang sangat penting pada identitas
diri (Harter, 1990). Pada masa remaja sangsi akan identitas dirinya dan tidak
hanya sangsi akan personal sense dirinya tapi juga untuk pengakuan dari orang
lain dan dari lingkungan bahwa dirinya merupakan indiviodu yang unik dan
khusus. Autonomy yaitu menetapkan rasa yang nyaman dalam ketidaktergantungan.
Remaja berusaha membentuk dirinya menjadi tidak tergantung tetapi berusaha
untuk menemukan dirinya dengan kaca mata dirinya sendiri dan orang lain. Hal
ini merupakan suatu proses yang sulit, tidak hanya bagi remaja tetapi juga bagi
orang lain di sekitarnya. Terdapat tiga perkembangan penting dari autonomy,
yaitu: – mengurangi ikatan emosional dengan orang tua. – mampu untuk mengambil
keputusan secara mandiri. – Membentuk “tanda personalnya” dari nilai dan moral
(Donvan and Andelson, 1966; Seinberg, 1990). Intimacy yaitu membentuk relasi
yang tertutup dan dekat dengan orang lain. Selama masa remaja perubahan penting
lainnya adalah kemampuan individu untuk menjalin kedekatan dengan orang lain,
khususnya dengan sebaya. Pertemuan muncul pertama kali pada masa remaja
melibatkan keterbukaan, kejujuran, loyaliyas dan saling percaya, juda berbagi kegiatan
dan minat (Sarin Williams and Bernet, 1990). “dating”, menjadi penting dan
sebagai konsekuensinya kemampuan untuk menjalin hubungan melalui kepercayaan
dan cinta. Sexuality yaitu mengekspresikan perasaan-perasaan dan merasa senang
jika ada kontak fisik dengan orang lain. Kegiatan seksual secara umum dimulai
pada masa remaja, kebutuhan untuk memecahkan masalah nilai-nilai sosial dan
moral terjadi pada masa ini (Kart Chadorin, 1990). Achivement yaitu mendapatkan
keberhasilan dan memiliki kemampuan sebagai anggota masyarakat Pengembalian
keputusan yang penting terjadi pada masa remaja dan membawa konsueksi yang
panjang tentang sekolah dn karir (Henderson and Dweck, 1990). Umumnya
pengembalian keputusan bergantung pada evaluasi diri remaja mengenai kecakapan
dan kemampuan dari aspirasi dan harapannya dimasa mendatang, dan dari
masukan-masukan yang diterima oleh remaja dari tugas guru dan teman. Sumber:
Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Refika Aditama,
2006.